Contoh Postingan 2

    Kisah Subadianto mernntis usaha tepung tapioka dan mocaf di Trenggaalek

    Berawal dari keprihatinan terhadap harga singkong, yang teramat murah, Subadianto menggagas ide usaha produksi tepung  tapioka dan mocaf. Pelan-pelan bisnis tapioka berkembang dan petani singkong tidak merana lagi.

    Kita bisa bermanfaat bagi orang lain mulai dari hal-hal kecil, bahkan jika didasari keinginan membantu orang lain, suatu upaya sederhana bisa menjadi langkah yang besar. Subadianto telah membuktikan hal ini.

    Berawal dari keprihatinan terhadap harga singkong, yang teramat murah, Subadianto terdorong mengolah singkong menjadi produk bernilai jual tinggi. Maklum, singkong memang berlimpah ruah di tempat tinggalnya, sebuah desa di Trenggalek- Jawa Timut.

    Dia bersama sahabatnya Mulyono Ibrahim yang meninggal akhir tahun lalu, mendirikan CV Insan Sejahtera, produsen tepung tapioka, tepung mocaf (MOCAF) serta onggok alias ampas tapioka pada 2006 di Trenggalek. Usaha yang terlahir dari keprihatinan ini kini berkembang pesat.

    Keberhasilan Subadianto bersama Mulyono ini tidak datang dalam sehari dua hari. Pria kelahiran Trenggalek 12 September 1969 ini memulai usahanya dari bawah. Kebetulan, Subadanto dan Mulyono adalah pengasuh pondok pesantren al amanah di Trenggalek, Kala itu mereka kerap mendengar keluhan orang tua santri soal murahnya harga singkong hasil panen mereka.

    Catatan saja petani singkong di Trenggalek menghasilkan sekitar 300.000 ton singkong perbulan. Meski hasil panen melimpah, ratusan orang tua santri tetap tidak menangguk laba karena nyaris tidak ada marginnya.

    Bayanngkan saja saat panen, harga 20 kg singkong hampir sama dengan harga 1 kg beras. Padahal di daerah gunung kapur seperti di desa Kerjo, kecamatan Karangan Trenggalek, singkong satu-satunya hasil bumi penyambung hidup masyarakat di situ.

    Berangkat dari keprihatinan itu Subadianto tergerak untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dia berupaya mengolah singkong demi menaikkan harga jual si ubi kayu. Dia menggagas pengolahan ketela pohon menjadi tapioka. “Harga tapioka lebih mahal dan lebih laku dijual” ucapnya.

    Sayang, belum-belum ide itu terganjal pada masalah modal. Subadianto dan Mulyono akhirnya memberanikan diri mengajukan kredit kesalah satu bank senilai Rp. 200 juta. Mereka berdua mengagunkan rumah Mulyono yang bernilai 500 juta sebagai jaminan utang tersebut.

    Mereka menggunakan modal awal itu untuk membeli mesin produksi tepung seharga Rp. 150 juta-an. Sisanya untuk membeli singkong dari Trenggalek. Selain dari daerah sendiri Insan Sejahtera juga membeli singkong dari Tulungagung, Ponorogo, Pacitan, Malang, Pasuruan dan Blitar.

    Awal berdiri Insan Sejahtera mempekerjakan 15 orang. Sedangkan sebagian besar merupakan orang tua santri dan petani singkong. Pelan-pelan, usaha tepung tapioka itu mulai membuahkan hasil. Belum genap beroperasi dua tahun, CV Insan Sejahtera sudah mampu melunasi seluruh utangya ke Bank.

    Selain memproduksi tepung tapioka Insan Sejahtera juga mengolah limbah tapioka menjadi onggok alias ampas. Onggok tapioka menjadi salah satu pakan ternak.

    Sukses menggarap bisnis tapioka, subadianto dan Mulyono mulai melirik produk olahan ketela pohon lain, bernama tepung mocaf- kependekan dari Modified cassava Flour.


    Proses  pembuatannya berbeda dari tapioka lantaran ada proses fermentasi atau peragian,akibatnya, tepung mocaf berbau apak dan nyaris tak ada rasa singkongnya. Tapi tepung ini cocok sebagai bahan baku aneka panganan, semacam kue brownies dan sebagai bahan ccampuran pembuatan mie.


    Dua sejawat ini mulai memproduksi mocaf pada  tahun 2007, dari semula hanya menghasilkan beberapa ton tepung mocaf, kini Insan Sejahtera telah memproduksi 100 ton per bulan. Harga tepung mocaf lumayan, sekitar Rp. 4000 per kg, lebih tinggi dari tapioka yang hanya 3.200 per kg.


    Sampai akhir tahun nanti, Subadianto menargetkan produksi mocaf seberat 300 ton perbulan. “Pasokan singkong masih sangat berlimpah. Kami optimistis bisa memenuhi target itu.” Ujarnya.

    Memodali Masyarakat

    Dari awalnya hanya memiliki 15 karyawan, saat ini Insan Sejahtera sudah punya 500-an karyawan. Produknya sudah di pasarkan ke beberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Omzet usaha Subadianto mencapai Rp. 400 jutaan per bulan. ”semua itu kami putar lagi untuk membeli mesin-mesin baru,” ujarnya.

    Subadianto juga sedang mengajukan kredit Rp. 150 juta. Untuk membeli mesin produksi tapioka. Dia berniat menyerahkan mesin itu kepada warga sebagai modal usaha sendiri.”kami inginn warga Trenggalek mampu menyejahtera-kan dirinya lewat singkong.” Ucapnya.

    Kendati sempat pincang lantaran ditinggal Mulyono, mitranya, Subadianto bertekad melanjutkan mimpi awal mereka mengangkat martabat dan ekonomi  masyarakat Trenggalek lewat singkong.” Kini terbukti, singkong bisa juga menyejahterakan mereka,” ujarnya.

    GURU SENAM PERNAPASAN

    Subadianto yang berperawakan kecil, menggemari oleh raga. Suami Endang Setyani ini suka semua olah raga, mulai sepak bola sampai senam pernapasan. Ia bahkan menerapkan senam pernapasan sejak tahun 1991 silam.

    Berkat pengalamannya, saat ini subadianto sudah menjadi instruktur sekitar 400-an murid perkumpulan senam pernapasan yang dia namakan  Yayasan Anak Bangsa. Dulu perkumpulan ini pernah beranggotakan 500 orang. Lantaran banyak metode senam lain, grup senam miliki Subadianto mulai sepi peminat.

    Subadianto merasa meraih banyak manfaat dari senam pernapasan. “Tubuh lebih fit dan jarang sakit,” ujarnya. Ia bersemangat kala menjelaskan perbedaan senam pernapasan dengan aerobik.  Menurutnya, senam pernapasan memberi nilai lebih lantaran melatih mencari oksigen dan melatih tubuh menghemat oksigen. Ini berbeda dengan senam aerobik atau senam lain yang bertujuan  mengumpulkan oksigen sebanyak-banyaknya.” Napas kita jadi lebih kuat dan paru-paru lebih sehat,” jelasnya.

    Pria satu ini merasa hidupnya lebih bergairah berkat olahraga. Ia ingin terus hidup sehat agar bisa memberi manfaat bagi orang lain.” Kalau bisa, saya ingin hidup sampai semua warga Traenggalek sejahtera.”ucap dia.


    Artikel Selanjutnya Artikel Sebelumnya
    1 Komentar :
    • Anonim
      Anonim 2 Februari 2022 pukul 20.55

      1xbet korean - LEGALBET IN 2021
      1xbet korean 【FULL review and ratings 1xbet apk domain www.legalsportsreport.com

    Tambahkan Komentar
    Comment url
    Post Terkait :
    Contoh Label 1,Contoh Label 2,Contoh Label 3